Siap Sambut Kedatangan Presiden, Pian Hilalingo: Jokowi Harus Tahu Nasib Penambang Tidak Baik-Baik Saja

HabariaNews.com, Pohuwato – Koalisi Persatuan Anak Muda Pohuwato (KPMA-P) bakal sambut kedatangan Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo di Pohuwato.

Kedatangan Joko Widodo itu dalam rangka kunjungan kerja untuk mengresmikan Bandara Udara yang terletak di Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, Senin (22/4/2024).

Kepada HabariaNews.com, Anggota KPAM-P, Pian Hilalingo mengaku bangga akan kedatangan RI 1 di Pohuwato. Kedatangan sosok Presiden itu merupakan satu kerhormatan bagi dirinya.

“Saya sangat bangga, Bapak Presiden akan mendatangi Daerah kami Pohuwato, untuk meresmikan Bandara yang terletak di Kecamatan Randangan. Suatu kehormatan bagi Saya Masyarakat Kabupaten Pohuwato”, ucapnya.

Selain sebagai Anak Muda Pohuwato, Pian yang juga sebagai penambang lokal Pohuwato berharap, Presiden Jokowi harus tahu bahwa nasib masyarakat penambang lokal sedang tidak baik-baik saja.

“Saya pun berharap bapak Presiden tau bahwa di Pohuwato ada masyarakat lingkar tambang yang mengelola tambang secara manual dan kini nasibnya sedang tidak baik-baik saja”, tuturnya.

Lanjut, kata penambang lokal yang juga sebagai Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia itu, lokasi tambang yang dikelola oleh masyarakat lingkar tambang itu sudah dikuasai oleh perusahaan.

“Karna tambang yang mereka kelola itu sudah di kuasai oleh perusahaan”, pungkasnya.

Pian berharap, Pak Jokowi harus tahu bahwa, Gerakan 21 September 2023 yang berakhir dengan pembakaran kantor Buapti Pohuwato, merupakan bentuk kekecewan masyarakat penambang yang belum mendapatkan keadilan.

“Pak Jokowi harus tahu soal kejadian tahun lalu, tepatnya pada Tanggal 21/9/2023, tentang pembakaran kantor bupati itu real adalah bentuk kekecewaan masyarakat penambang yang tidak mendapatkan keadilan dari Pemerintah Daerah karena seolah-olah dibiarkan begitu saja dan di anak tirikan oleh Pemerintah Daerah.”, katanya.

Terkahir, Pian tak tahu harus mengadu ke siapa lagi soal polemik tambang yang terjadi hari ini, yang justru merugikan masyarakat lingkar tambang.

“Sudah tidak tau lagi mau mengadu kemana. Sebab lokasi tambang yang di garap, di kelola oleh masyarakat sudah puluhan tahun secara manual dan sudah turun temurun, kini sudah tidak bisa di kelola lagi, karena masuknya perusahaan tambang yang dinilai merugikan dan tidak menguntungkan sebagian besar masyarakat lingkar tambang”, tandasnya.

(01)